Tiga Ketentuan Disiplin Sikh
Tiga Ketentuan Disiplin dalam ajaran Sikh
Bentuk yang hidup, sebagai seni agama, dalam penghayatannya membutuhkan ketentuan-ketentuan yang oleh penganut-penganut agama Sikh dipegang teguh sebagai disiplin hidup. Demikianlah dalam kehidupan pribadi seorang Sikh sejati harus mengikuti tiga macam disiplin, yaitu; disiplin kata, disiplin sakramen, dan disiplin pengabdian.
Disiplin kata atau sabda Tuhan
Disiplin kata menyatakan bahwa seorang
Sikh harus bangun pagi-pagi sekali, misalnya jam 04.00 pagi lalu mandi dan kemudian
bermeditasi atas Tuhan Yang Maha Esa. Ia harus menyanyikan Hymne dan membaca
Granth. Di dalam ode Asa-di-Var yang terdapat dalam kitab suci Granth, ajaran
Guru Nanak, perhatian yang utama adalah terletak pada ungkapan disiplin kata
yang menceritakan karier manusia dalam prosesnya menjadi malaikat. Ode
Asa-di-Var ini mengikuti tingkat kemajuan dari masa sebagai manusia biasa
sampai menjadi abdi Tuhan yang sempurna. Para penganut agama Sikh karenanya
diperingatkan untuk tidak melakukan hal-hal yang bertentangan dengan Jiwa Yang
Agung ini; kalau tidak menurut, seluruh hidupnya akan tersia-sia dan buruklah
nanti akhirnya. Contoh eksplisit disiplin ini dapat dilihat dalam kehidupan
sehari-hari yang nyata pada orang-orang Sikh yang sangat patuh kepada ajaran-ajaran
Guru mereka seperti Guru Gobind Singh, Guru kesepuluh Agama Sikh yang telah
meletakkan disiplin.
Adalah sangat ideal menyaksikan
orang-orang laki-laki dengan turban yang beraneka warna, kumis yang lebat dan
jenggot yang rapi. Begitu gagah, mengesankan dan menonjol kelihatan
pribadi-pribadi mereka. Bagi para wanita, menghiasi kepala dengan rambut yang
indah dan panjang adalah mempesona. Dengan jalinan rambut yang bersih dan ikal
yang dipelihara mereka tampak agung. Langkah-langkah mereka menyerupai dewi dan
mereka berjalan di dunia ini dengan memercikkan cinta dan menyebarkan damai.
Disiplin Sakramen
Disiplin sakramen menyatakan bahwa
seorang Sikh harus mengikuti upacara-upacara pada waktu kelahiran, perkawinan
dan kematian dalam suatu keluarga. Di dalam setiap upacara ia harus bersikap
penuh kewibawaan dan seimbang dengan menghaturkan doa sesuai dengan keadaan.
Syarat-syarat utama dari disiplin sakramen kepercayaan Sikh seperti yang
ditentukan oleh para Guru mereka adalah: Penyerahan mutlak atas kemauan Tuhan
Yang Maha Esa; Hidup sebagai pemimpin keluarga dan bekerja bagi kepentingan
kemanusiaan dengan jalan tetap murni diantara yang tidak murni di dunia ini;
mengakui manifestasinya di dalam segalanya, termasuk yang tidak boleh disentuh
dan wanita serta mencintai dan mengabdi kepada mereka tanpa perbedaan
sebagaimana dinyatakan oleh Guru Nanak:
“Yang paling bawah dari yang bawah
Yang paling rendah dari yang dilahirkan
rendah
Nanak, carilah persahabatan mereka
Persahabatan dengan yang besar adalah sia-sia
Sebab, dimana yang lemah diperhatikan
Disanalah pengampunanMu bertahta”.
Penghormatan yang sama harus diberikan
kepada semua orang dan semua agama dan melihat kesatuan di balik kegandaan
dalam hidup, sebagaimana diuraikan oleh Guru Gobind Singh:
“Kuil dan Masjid adalah sama
Sembahyang Hindu dan doa Islam adalah
sama
Semua orang sama, hanya karena
Ilusi mereka tampaknya berbeda.”
Kebenaran utama tidak dapat diperoleh
hanya dengan berdoa dan berkhotbah, tetapi dengan jalan hidup sesuai dengan
ajaran Guru.
Sebuah Gurudwara adalah sebuah gedung
pertemuan yang dipilih oleh Guru Sikh atau untuk bertemu dan berbicara tentang
Tuhan dan untuk ibadah umum. Ini adalah tempat meditasi, pengetahuan
ilahi, kebahagiaan dan ketenangan. Berbeda dengan candi Hindu yang berisi
altar dan patung-patung, Kuil Sikh hanya memiliki sebuah buku agama dan tidak
ada patung atau berhala. Agama Sikh tidak percaya pada pluralitas Tuhan,
menghormati sungai, atau pohon, supremasi Brahminical, sistem kasta, sihir,
Hathayoga, animisme, berhala, atau patung raja atau imam. Gurudwara adalah
sekolah dimana para anggota iman dilatih dalam kekudusan melalui filsafat
diuraikan dalam himne Guru cinta dan pengabdian. Himne menanamkan dalam
diri pengikut berupa gagasan cinta, kepuasan, kerendahan hati, kebapaan Allah,
persaudaraan manusia, dan kemurnian pikiran, tubuh, pikiran, ucapan dan
perbuatan. Pertapaan, puasa, penebusan dosa, mantra, penyembahan pahlawan,
kuburan dan tempat-tempat kremasi, semua ini dilarang keras bagi umat yang
menghadiri pertemuan di Sikh Gurdwara . Pemuja seharusnya berhenti dari
mujizat, mengucapkan berkat dan kutuk, dan percaya kepada pertanda. Mereka
memakai nama Tuhan sebagai kalung dan mencoba untuk berlatih Nam (mengingat
nama Allah), Dan (amal) dan Ishnan (kemurnian), kejujuran dan keterbukaan,
menahan diri dengan marah, tenaga kerja untuk tujuan saling menguntungkan,
menguntungkan dan mendidik pidato, kerendahan hati dan kesabaran.
Kuil Sikh biasanya terlihat dari
jauh-jauh karena menjulang tinggi tiang bendera, yang terbungkus kain kuning
dengan bendera kuning berkibar bangga di langit dengan simbol Sikh yang terdiri
dari gelang lemparan dan belati di tengah dan dua pedang melengkung dengan
menangani mereka menyeberang di bawahnya. Di India Gurudwaras sering dibangun
dalam gaya Indo-Sarasenic (Di Inggris, Gurudwaras disimpan dalam apa pun
bangunan yang tersedia dan tidak khusus dirancang dan dibangun, tapi hampir
semua membawa Nishan Sahib (tiang bendera)) dengan kubah berbentuk seperti
bawang tergencet di atas atap ditutupi dengan ‘tembaga disepuh dengan emas’ dan
dikelilingi oleh kubah yang lebih kecil dibangun setelah gaya
Moghul. Lengkungan yang diperkaya dengan ukiran bunga dan daun. Tidak
sama seperti Shikhra Hindu, sebuah menara Muslim atau Kristen puncak menara. Yang
dipenuhi oleh gambar, berhala dan patung-patung yang mencolok. Di tempat
himne keagamaan mereka didekorasi dengan desain bunga, cabang dan daun,
melahirkan dalam melihatnya emosi estetika dan agama. Kuil Emas adalah
simbol dari tradisi Sikh dalam arsitektur, seni, agama dan sejarah. Ini
naik dari pusat kolam renang yang sangat meningkatkan keindahannya oleh
refleksi di air. Menurut Percy Brown Gurudwara merupakan perwujudan dari
“emosi keagamaan, terwujud dalam marmer, kaca, warna dan logam”.
Penganut melepas
sepatu mereka sebelum memasuki Gurdwara dan menutupi kepala
mereka. Melewati sepanjang lorong, mereka mencapai titik fokus di mana
Granth Kudus dibungkus oleh kain mahal yang ditempatkan pada platform di bawah
kanopi. Dengan hormat, mereka tunduk ke tanah dengan tangan terlipat,
memberikan persembahan uang dan menapak langkah-langkah mereka duduk di Ulasan
Sangat (jemaat kudus). Semua duduk di lantai, perempuan di salah satu sisi
lorong dan laki-laki di sisi lain, menunjukkan kesetaraan semua Sikh di bawah
Guru.
Disiplin Pengabdian
Disiplin pengabdian menyatakan bahwa
seorang Sikh haruslah mengabdi kepada sesamanya untuk menyatakan kecintaannya
kepada Tuhan. Dalam melakukan pengabdian ini, hambatan-hambatan seperti kasta
atau kepercayaan dan ras haruslah dilupakan. Cara hidup seorang Sikh
memberikan forum yang sama bagi semua orang untuk berdiri sama tegak seperti
saudara. Semua pengikut Guru-Guru baik mereka Hindu, Islam, yang tertindas dan
orang-orang terbaik atau terkemuka di dalam masyarakat adalah bersaudara dan
diberi makan di dapur yang sama, yang disebut Langgar.
Orang Sikh dengan sukarela menyapu
lantai, membersihkan alat-alat pertukangan, menggosok sepatu atau mengambil air
dalam Langgar. Langgar memberi banyak jalan pengabdian. Demikianlah di dalam
hidup bermasyarakat, seorang Sikh diharapkan menunaikan tugasnya terhadap
masyarakatnya itu. Ia harus melakukan Amrit (baptis) dan membantu melaksanakan
untuk orang lain. Ia juga harus siap menerima tindakan-tindakan disiplin
apabila bersalah atau bertindak tanpa disiplin atau melanggar disiplin.
Singkatnya, ia harus ambil bagian aktif dalam kehidupan masyarakat Panth.
Tetapi semuanya itu harus didasarkan atas keikhlasan dan kerendahan hati. Tidak
seorang pun sanggup mencapai Tuhan bila hati sanubarinya sendiri penuh dengan
kesombongan.
“Ia adalah Pangeran diantara manusia
‘lah menghapus kesombongan diantara
orang budiman
Ia yang menganggap diri dari keluarga
rendah
Dihormati sebagai tertinggi dari yang
tinggi
Ia yang sujud hingga ke debu semua
manusia
‘kan melihat Nama Tuhan bersemayam di
tiap kalbu”
Pengabdian yang didasarkan atas kerendahan
dan keikhlasan hati yang tulus akan mentransformasikan manusia dari dunia
kegelapan menuju dunia kebajikan. Transformasi dalam diri manusia ini terjadi
bukan hanya dengan jalan intelektual melalui ajaran-ajaran Guru, tetapi melalui
kepribadian sebagai suatu contoh yang tipikal.
Pengabdian menuntun orang ke jalan
kelepasan. Jalan untuk kelepasan menurut aliran Sikh adalah dengan dua cara,
yaitu dengan sembahyang dan berbuat kebajikan bagi kemanusiaan. Ia diharapkan
untuk mengambil setiap kesempatan untuk menolong sesamanya dan membantunya
sekuat kemampuannya, tanpa mengharapkan balasan. Pikirannya pun harus bebas
dari kerakusan dan keinginan akan kekuasaan dan ia harus benar-benar memiliki
kerendahan hati.
Pengabdian terhadap Tuhan sebagai Bapa
dan setiap orang sebagai saudara adalah tema utama khotbah Guru Nanak. Menurut
ajaran Sikh, Gurulah yang sebenarnya melakukan pembentukan karakter para
pengikutnya, yang dilakukan dengan jalan menghilangkan kejahatan yang biasanya
timbul karena egoisme dan dengan jalan melaksanakan kebajikan untuk kepentingan
masyarakat. Keinginan Agung itulah yang merupakan obat satu-satunya. Hal ini
dapat dilakukan dengan hidup yang senantiasa penuh puja, keinginan yang
seimbang dan pekerjaan yang aktif. Guru menunjukkan bagaimana seorang penganut
harus hidup sesuai dengan kebenaran dan menghargai kehidupan-kehidupan yang
benar-benar berarti. Kebenaran dan kerendahan hati adalah inti dari semua
kebajikan. Melakukan pengabdian kepada Tuhan dengan cara mempraktekkan
kebajikan secara benar, seperti misalnya pengampunan dan kebenaran adalah lebih
efektif untuk menghindarkan diri dari dosa daripada cara-cara yang begitu lemah
seperti pemakaian benang suci, tanda di dahi, dan cara-cara lain yang sama
sekali tidak sama dalam prakteknya. Yang paling akhir adalah kebanggaan seks
yang membawa degradasi demikian rupa terhadap kewanitaan di India. Wanita
adalah sejajar dengan pria di hadapan Tuhan dan sama-sama bertanggung jawab
terhadap tindakan-tindakan mereka di hadapan Tuhan. Guru-Guru Sikh adalah
orang-orang yang sempurna dan dilukiskan demikian dalam Kitab Suci Sikh.
d) Ajaran-Ajaran
Guru Nanak
1. Tentang Tuhan Yang Maha Esa
Dalam ajarannya mengenai Tuhan Yang Maha
Esa, Guru nanak selalu menegaskan bahwa Tuhan adalah Tunggal, Yang Maha Esa. Ia
tiada termanifestasikan dan juga termanifestasikan dalam segala hal, tiada
terbatas. Maka itu Guru Nanak mengajarkan bahwa, kalau orang ingin kebahagiaan
dan menemui Tuhannya, carilah Ia dalam jiwa. Menurut Guru Nanak, Tuhan adalah
Pencipta tetapi juga Pemusnah. Ia adalah Pemberi tetapi juga Ia adalah Peminta
kembali. Tiadalah terbatas kebajikan, rahmat, inspirasi, jangkauan,
penglihatan, dan cipta tuhan. Dan tiadalah ada bandingannya kemurahan,
penerimaan, pengampunan, dan perintahnya. Demikian kata Guru Nanak tentang
Tuhan Yang Maha Esa ini seperti dilukiskan dalam syair-syair yang berikut:
1. Tuhan itu tunggal
Ia adalah pencipta segala
1. Ia tanpa rasa takut apapun
Ia tiada mempunyai musuh
Dan Ia tidak mengenal mati
Ia bebas dari inkarnasi
1. Siapa pun yang mengetahui misteri yang dinyatakan
Oleh Yang Maha banyak, ia akan bersatu
dengan Dia
“Dengan membuat KemauanNya jadi
kemauanmu
Engkau akan mencapai Dia
1. Dalam duka dan suka, seluruh dunia terbelenggu
Semua perbuatan mereka diarahkan pada
pernyataan aku
Tanpa kata takhayul tidak dapat
dihentikan
Dan ego tak dapat dienyahkan
1. Orang harus ketahui
Semuanya adalah manifestasi dari
kemauanNya
Tetapi kemauanNya tak dapat dilukiskan
Dengan kemauanNya semua cepat bernyawa
1. Ada yang memujaNya sebagai sesuatu
Yang sekaligus dekat dan jauh sekali
Tiada akhir dalam menggambarkanNya
Tiada terbilang banyaknya
Yang mencoba untuk menggambarkanNya
Namun Ia tetap tak tergambarkan
1. Tuhan tidak mungkin dapat dibentuk
Ataupun diciptakan Yang Tiada Berbentuk
Adalah tiada batas
Dan sempurna dalam diriNya
1. Tiada terbataslah kebajikanNya
Tiada terbataslah kata untuk memujaNya
Tiada terbataslah kerjanya
Dan tiada terbataslah jumlah rahmatNya
Tiada terbataslah tatapNya
Dan tiada terbataslah inspirasiNya
Tiada terbatas dan di luar jangkauan
Pengertian maksud tujuanNya
1. Banyak yang menyalah-gunakan pemberianNya
Yang mencaci-makiNya
Banyak yang pandir hanya makan dan
menikmati
Tetapi tidak memikirkan anugerahNya
Dan banyak yang sangat menderita
Kelaparan, kemelaratan dan kesengsaraan
Yang juga merupakan pemberianNya
1. Dengan jalan menaatiNya, Wahai Nanak
Manusia bukannya mengembara untuk
sedekah
Dengan sucinya Nama Ilahi
Barang siapa yang menaatiNya akan
merasakan
kebahagiaanNya dalam nurani
Tentang Sabda Adalah Kata Tuhan
Menurut Guru Nanak, Sabda adalah Kata
Tuhan. Karena itu Guru Nanak menganjurkan agar tiap orang dapat menyatukan
dirinya dengan Sabda untuk mengerti misteri hidup di dunia kini dan di dunia
kelak. Dan apabila orang telah menyatukan dirinya dengan Sabda tersebut maka ia
harus melaksanakan Sabda itu dan dengan melaksanakan Sabda itu orang dapat
menentun orang lain, kesadarannya terangkat menuju kemanusiaan universil,
terbebas dari duka dan derita dan lepas dari roda inkarnasi, menuju kelepasan
dan kedamaian abadi. Sabda dalam arti kata yang sebenarnya adalah Kata
Tuhan. Dan Sabda mengungkapkan dirinya dalam seluruh cipta Tuhan, bergetar
tiada terbatas, ke setiap penjuru,juga ke setiap hati sanubari manusia. Sumber
bahagia dan damai dapat dijumpai dimana-mana melalui Sabda dan dengan Sabda,
Tuhan menampakkan diriNya.
1. Dengan jalan menyatukan diri dengan Sabda
Orang dapat mencapai status Sidha
Memiliki kekuatan suci
Seorang Pir, seorang Sura atau Natha
1. Dengan menyatukan diri dengan Sabda
Orang dapat menghindarkan diri dari
kematian
Tanpa sedikit pun terluka
Melalui pintu-pintu kematian
1. Wahai Nanak, penganutNya
Hidup dalam ketentraman abadi
Sebab Sabda itu telah menghapuskan
Semua dosa dan duka
1. Dengan menyatukan diri dengan Sabda
Orang menjadi tempat semua kebajikan
Orang menjadi seorang Sheik
Dan seorang raja spirituil sejati
1. Dharma atau Sabda bagaikan banteng
Dengan harmonis menopang penciptaan
Barang siapa menyadari ini
Pastilah mengetahui kebenaran
1. Sabda adalah Guru dan Guru adalah Sabda
Sebab semua amrita menghiasi Sabda
Direstuilah Sabda yang menyebut nama
Tuhan
Tetapi hanya sedikit yang mengetahui
Sabda
Sabda adalah ether dan bumi
Keduanya mempunyai bentuk melalui Sabda
Sabda mengungkapkan dirinya dalam aspek
lain
Juga seluruh cipta muncul dari Sabda
Wahai Nanak, Sabda tiada terbatas
Bergetar di tiap hati sanubari manusia
Barangsiapa yang melaksanakan Sabda
Dapat menemukan rumahnya yang sejati
Maka aku Nanak akan mengabdi
Kepadanya dengan patuh hati
Dalam suka dan duka
Seluruh dunia ini bersatu padu
Semua perpaduan dikendalikan ego
Tanpa Sabda tahyul dan ego tak bisa
dilenyapkan
Tentang Guru sebagai Penuntun Hidup Abadi
Dengan tuntunan seorang Guru yang
arif-bijaksana, yang suci dan yang agung, pengabdian kepada Tuhan dapat
diarahkan dengan tepat dan mencapai tujuan, sebab Guru itu akan memperlihatkan
tempat yang sebenarnya, akan membuka misteri alam semesta ini dan membawa
kebahagiaan dan ketentraman ke dalam hati setiap penganut.
Guru sejati akan membawa orang ke
seberang ke pantai samudera kedamaian, akan membuat Sabda bergetar dalam
sanubari manusia, melagukan nyanyi suci, akan mengantar ilham kerinduan akan
Tuhan, akan membuka mata hati untuk melihat visi Tuhan. Guru adalah index
pikiran Tuhan, lautan ketenangan yang dalam dan luas dan penghapus dosa.
Setiap orang mengucapkan nama Tuhan
Tapi hanya mengucapkan orang tidak
menyadariNya
Memang berkat bantuan Guru
Tuhan bertakhta dalam jiwa
Dengan begitu memetik buahnya
Cahaya menyinari semua hati nurani
Berkat kearifan Guru, CahayaMu menyala
Dan yang menyenangkan Engkau
Menjadi pujaanMu selalu
Mengabdilah kepada Guru sejati
Dengan penuh kasih dan pengabdian
menunggal
Ketahuilah bahwa guru sejati
Adalah suci di atas segala suci
Memenuhi semua keinginan dan engkau akan
Menimbun rakhmat buah segala rindu
hatimu
1. Nama Tuhan adalah samudera kedamaian
Melalui Guru samudera itu dicapai
Tinggallah padaNya dari hari-keseharian
Hingga tanpa visi kau bersatu dengan
namaNya
Barangsiapa menganggap dirinya guru
Hidup atas kemurahan orang lain
Janganlah sekali menundukkan kepala
padanya
Ia yang mencari hidup dengan keringet
keningnya
Dan membaginya dengan orang lain
Oh Nanak, hanya dia tahu jalannya
Guru menyerupai Tuhan dalam kekuatan
Sebagai pencipta, pelindung dan pemusnah
Guru mampu menghukum yang jahat
Dan melindungi yang bijaksana dan miskin
Guru sejati adalah lautan keterangan
Dalam dan luas, penghapus dosa
Ia yang mengabdi kepada guru
Baginya tiada hukuman dari Batara Yama
Tiada seorang pun bisa menyamai Guru
Aku telah menjelajahi seluruh jagat
Berkata Nanak : “Guru sejati telah
memberiku
Harta dari Sabda dan jiwaku penuh dengan
sukacita’’
Tentang Praktek-Praktek Spirituil
Bagi Guru Nanak, hidup spirituil adalah
melaksanakan praktek-praktek spirituil dengan tunduk kepada Sabda Tuhan
melalui petuah-petuah dan ajaran-ajaran Guru. Mendengarkan Sabda, menurut Guru
Nanak, adalah mempraktekan Sabda itu. Dan mempraktekkan Sabda itu berarti
melaksanakan tugas hidup di dunia ini bagi kebajikan dan kebenaran. Tuhan
adalah Penuntun yang memimpin kita lewat SabdaNya (Satnam), lewat kongregasi
para pendita (Satsangat) dan lewat Guru sejati (SatGuru).
Dan melaksanakan tuntunan Tuhan ini
adalah melaksanakan praktek spirituil. Praktek spirituil berarti menumbuhkan
persaudaraan universil, mendalami pengetahuan dan buku suci, mengampuni
orang yang bertobat, melaksanakan Kirtan, mempraktekkan perbuatan-perbuatan
suci, sabar,sederhana, rela memberi, penuh kash sayang, berkata benar, melawan
nafsu jahat, bekerja keras, berbuat kebajikan selalu, membela kebenaran. Bagi
Guru Nanak, penyiksaan diri sebagai praktek spirituil atau bertapa yng
membabi-buta atau menggunakan jubah agama berlebihan atau berbuat amal dan
ibadah secara formil belaka, adalah hipokrit yang tida sesuai dengan Sabda
Tuhan.
Renungkan bentuk Dia yang menuntun
Terimalah katanya sebagai kebenaran
ajaran suci
Buatlah tapak kakiNya bergema di saat
jantungmu terhenti
Ia Yang Tak Terbatas, tundukkanlah
dirimu kepadaNya
Kenanglah kaki Penuntun dalam kalbumu
Dengan selalu mengenangkanNya,
Engkau kan dapat menyeberangi samudera
mayapada
Jadikanlah kelepasan hasil jerih payahmu
Dan berusahalah bagi yang suci
Dan hormat pada Dia Yang Lebih Tinggi
Jadikan pundi-pundimu
Dan jadikan meditasi Konstan padaNya
Tuhan tidak akan senang
Pada tapa yang membabi buta
Pun tidak dengan banyak baju agama
Dia yang membentuk wadah jasmani ini
Dan menuangkan ke dalamnya dengan
hadiahNya
Berupa santapan nikmat hanya akan merasa
puas
Dengan kasih dan pengabdian manusia
Bersihkanlah nafsu jahatmu
Dan biarkanlah jiwamu memuja Tuhan
Dan bila kau lepas dari dosa
Dan mempraktekkan renungan dan
pengekangan diri
Bunga teratai dan madu
Akan menetes ke dalam rongga dadamu
Kerendahan hati adalah kata
Kesebaran adalah kebajikan
Dan kesopanan adalah pesona
Yang tidak ternilai harganya
Jadikanlah ketiga ini jubahmu
Dengan mengunjungi tempat suci
Mempraktekkan kesederhanaan,
melaksanakan
Rasa iba dan amal secara formil
Orang memperoleh sedikit sekali
penghormatan
Itupun kalau memang ada
Hanya dengan mendengar dan membaca
Dan merenungkan apa yang kau ketahui
Setelah mendengar dan membaca
Dan dengan mengembangkan sikap
pengabdian
Dari pikiranmu engkau dapat
kualifikasikan dirimu
Bersiram
sepuas hatimu di kuil yang paling kudus.
B. Ajaran dan Praktek Keagamaan
Keyakinan tentang Ilahiat
Keyakinan tentang Ilahiat di dalam agama
Sikh itu dapat dijabarkan dengan istilahMystic Monotheism. Guru Nanak
menerima pokok keyakinan di dalam agama Islam tentang keesaan Allah Maha Kuasa,
tidak beranak, tidak diperanakkan, tanpa ada suatu pun mirip denganNya, menciptakan
alam semesta, dan punya wewenang penuh atas makhlukNya.
Dengan begitu, Guru Nanak menolak
Polytheism yang dianut agama Hindu. Tetapi, Guru Nanak menerima pokok keyakinan
di dalam agama Hindu bahwa zat Allah Maha Kuasa itu meresapi seluruh alam, yaitu
Pantheism.
Keyakinan serupa itulah yang disebut
Mystic Monotheism, yaitu yakin akan keesaan Allah itu secara mistik. Melalui
tatacara mistik akan dapat dicapai penggabungan kembali antara zat Insan dengan
zat Tuhan dalam satu kesatuan wujud (Wahdatul Wujud), pada saat-saat yang
sangat singkat di dalam Ekstasi. Keyakinan tentang Ilahiat di dalam agama Sikh
itu dapat dipahamkan pada ayat-ayat di dalam Adi Granth yang sudah disalin ke
dalam bahasa Inggris oleh Ernest Trumpp dengan judul The Adi Granth, or Holy
Scriptures of the Sikhs edisi Tubner tahun 1877.
“Tuhan itu Esa, namanya: Yang Maha
Benar, sang pencipta, sunyi dari takut dan permusuhan, baka, ada sepanjang
zat-Nya, Maha Besar dan Maha Asih. Yang Maha Benar dan Maha Esa itu mulai dari
sekalian permulaan. Yang Maha Benar dan Maha Esa itu azali dan baka.”
Tetapi, suatu panggilan yang dapat
dikatakan khusus dan hanya dijumpai di dalam agama Sikh ialah: Sat Nam. Nama
Ilahi itu termuat pada ayat Pertama di dalam Adi Granth, dan setiap
bagian-bagian di dalam Adi Granth itu dimulai dengan Nama Ilahi itu. Nama Ilahi
itu yang paling dimuliakan itu dinyatakan ungkapan pertama-tama terucap dari
mulut Guru Nanak sewaktu dikatakan bermula mendapat wahyu.
Adi Granth selanjutnya mengungkapkan
tentang Sat Nam itu, sebagai berikut:
Guru
ditanya tentang kenapa Sat Nam itu dituliskan senantiasa pada awal setiap
nyanyian keagamaan (hymns). Ia pun menjawab: Nama tersebut adalah Tuhan dari
seluruhnya. Para murid yang menyembah Nama Yang Benar, akan terhindar dari
segala rintangan menuju keselamatan. Tersebab itulah Nama yang Benar itu
mengawali setiap nyanyian keagamaan. (138).
Orang yang mengabaikan Nama tersebut,
akan binasa. Bagaimana seseorang bisa selamat tanpa Nama tersebut. (149, 589).
Aku berada di dalam Nama, dan Nama itu berada di dalam-Ku (135, 77).
Keyakinan tentang Alam dan Manusia
Alam semesta itu ciptaan Tuhan dan fana.
Tiada satupun yang kekal kecuali Tuhan. (131, 231, 642). Segala apapun di dalam
alam semesta itu hanya maya. (188, 189).
Nanak adalah hamba-Nya. Dia itu Tuhan
Maha Kuasa. (644). Selama manusia terpikir bahwa sesuatunya itu dilakukan
sendiri, maka ia akan tidak bahagia. (400). Dengan kodrat Tuhan, seluruhnya
terjadi. Dengan kodrat Tuhan, seluruhnya menjalani fungsinya. Dengan kodrat
Tuhan, seluruhnya dikuasai oleh maut. Dengan kodrat Tuhan, seluruhnya terserap
ke dalam Yang Maha Benar. Hai Nanak! Apapun yang dikehendaki Tuhan, semuanya
terjadi. Tiada satupun berada di bawah wewenang makhluk-Nya. (135, 78).
Granth Saheb, yang merupakan kitab suci
di dalam agama Sikh itu, tidak ada berbicara tentang kiamat dan kebangkitan dan
peradilan Ilahi, yakni permasalahan eskatologi.
Hal itu disebabkan Guru Nanak menerima
pokok keyakinan di dalam agama Hindu tentang Karma, Samsara, dan Nirvana.
1. Keyakinan dalam agama Sikh
Pokok kebaktian di dalam agama Sikh bagi
mencapai keselamatan adalah: Tafakkur dan Zikir. Menurut konsepsi
Upanishads di dalam agama Hindu ialah: dhyana-yoga dan Samadhi.
Tatacara bagi Tafakkur dan Zikir itu
diungkapkan di dalam Adi Granth sebagai berikut:
Samadhi terhadap Ada Maha Agung itu
satu-satunya upacara kebaktian keagamaan, hai saudara-saudaraku, (335).
Kewajiban tertinggi adalah menyebut nama Tuhan Maha Esa itu terus menerus,
(234). Nama yang murni itu adalah bantuanKu, (577). Ingatlah senantiasa akan
nama yang teramat murni dari Ram. Hilangkan segala sesuatu yang lainnya dari
ingatan, (582). Sebutkan Nama itu berulangkali. Dengar akan Nama itu. Tumpukan
ingatan pada Nama itu. Pusatkan ingatan pada Tuhan. Ulang menyebut Nama-Nya
setiap saat. Jiwamu akan terserap ke dalam Nur Ilahi.
Bagi kepentingan kebaktian itu
terbentuklah suatu lembaga keagamaan dengan berbagai tata tertib, bernama
Khalsa Sangat (majelis murni). Sebutan Sangat disini sama dengan Sanga di dalam
agama Budda, dan Khalsa itu bermakna: murni.
Lembaga
keagamaan itu lama kelamaan bertambah kukuh di tangan guru-guru yang
menggantikan Guru Nanak. Bahkan, lembaga keagamaan itu lambat laun berubah
menjadi lembaga politik, seperti yang telah diuraikan sebelumnya.
Hari-hari Besar
Vaisakhi atau Tahun Baru
Vaisakhi ( Baisakhi), adalah festival yang
diadakan untuk merayakan Tahun Baru Sikh
dan pendiri komunitas Sikh, yang dikenal dengan Khalsa, pada tahun 1699. Festival ini dirayakan pada tanggal 13
atau 14 April. Yaitu festival panen di Punjab, yang menjadi festival Sikh yang
paling penting.
Kisah Vaisakhi bermula pada tahun 1699,
jamaah Sikh dari seluruh Punjab berkumpul untuk merayakan festival panen lokal
Baisakhi. Guru Gobind Singh keluar dari tenda dengan membawa pedang dan meminta
bahwa siapapun untuk siap memberikan hidupnya bagi kemajuan agamanya.
Seorang Sikh muda datang ke depan dan
menghilang di tenda dengan Guru. Kemudian Guru muncul kembali sendirian dengan
pedangnya yang berlumuran darah dan meminta relawan lain. Peristiwa ini diulang
sampai empat kali, hingga lima orang Sikh pergi ke tendanya.
Semua orang yang hadir sangat khawatir,
sampai akhirnya kelima orang tersebut keluar dari tenda dengan Guru Gobind
Singh yang memakai sorban. Kelima orang Sikh ini dikenal dengan Panj Piare, atau Lima Kekasih. Orang-orang
itu kemudian dibaptis Khalsa oleh
Guru. Dia mengucapkan beberapa doa kepada lima orang tersebut dan mereka
ditaburi dengan Amrit.
Inilah
awal mula upacara Amrit muncul dan
kelima orang tersebut menjadi anggota pertama dari Khalsa.
Diwali atau Festival Cahaya
Festival ini adalah festival cahaya yang
dirayakan pada akhir Oktober atau awal November. Festival ini dirayakan oleh
orang Sikh, Hindu, dan Jain. Untuk Sikh, Diwali ini sangat penting dirayakan
karena untuk merayakan pembebasan Guru Har Gobind dari penjara dan 52 pangeran
lainnya, pada tahun 1619. Sikh merayakan kembalinya Guru Har Gobind dengan
menyalakan Kuil Emas dan tradisi ini berlanjut hingga saat ini.
Diwali berasal dari kata
Sanskerta, dipavali, yang berarti deretan lampu. Diwali
dikenal sebagai ‘festival lampu’ , karena rumah, toko-toko dan tempat-tempat
umum yang dihiasi dengan lampu minyak gerabah kecil disebut Diyas. Lampu ini
secara tradisional didorong oleh minyak mustard, dan ditempatkan di dalam baris
jendela, pintu, dan bangunan luar untuk menghiasi mereka.
Di
kota-kota di India dan di Inggris, lampu listrik yang sering digunakan untuk
merayakan Diwali. Di India, lampu minyak sering diletakkan di sungai Gangga,
itu dianggap sebagai pertanda baik jika lampu menyala pada semua jalan yang
dilintasi. Selain itu, seperti Natal di Barat, Diwali sangat banyak waktu untuk
membeli dan bertukar hadiah. Diwali juga merupakan waktu tradisional
untuk mendekorasi ulang rumah dan membeli baju baru. Diwali juga digunakan
untuk merayakan keberhasilan panen.
Hola Mohalla
Hola Mohalla berasal dari kata “Mohalla”
dalam bahasa Punjab, yang berarti prosesi terorganisir dalam bentuk
tentara yang diiringi drum perang dan bergerak dari satu Negara ke Negara lain.
Festival ini dirayakan setiap tahun pada bulan Maret.
Festival ini dimulai oleh Guru Sikh
kesepuluh – Guru Govind Singh yang
telah mencoba untuk mengumpulkan Sikh untuk latihan militer dan pertempuran
mengejek setelah Holi. Ini kini telah menjadi festival tahunan tradisional
Sikh diadakan di Anandpur Sahib dan Kiratpur Sahib di Punjab. Festival ini
juga menandai Tahun Baru per bulan Nanakshahi kalender Sikh. Hal ini
dirayakan selama tiga hari dan mempertahankan karakter menyenangkan dan
kegembiraan Holi yang menyimpulkan sehari sebelumnya.
Bahkan
saat ini, Sikh merayakan festival
ini dengan sukacita dengan mengamati dan tampil di parade seni bela diri, yang
dipimpin oleh Sahibs Nishan dari Gurdwaras. Yang kemudian diikuti oleh
pembacaan puisi dan kompetisi musik. Tetapi melihat dari dekat mungkin
berisiko bagi penonton sebagai peserta yang melakukan Hola Mohalla berjuang
keras dengan satu sama lain meskipun mereka tidak bertarung dalam
kenyataan. Perayaan telah diakui sebagai Festival Nasional oleh
Pemerintah. India dan itu sedang dirayakan di negara bagian Punjab sejak
1701.
Comments
Post a Comment